Minggu, 28 Februari 2010

Petunjuk Penanganan ADHD untuk Orangtua

Petunjuk Penanganan ADHD untuk Orangtua
Terapi yang umum diberikan dalam penanganan ADHD:
1. Terapi Perilaku
2. Farmakoterapi (Pemberian obat)
3. Terapi kombinasi (Terapi perilaku + pemberian obat)
Cara penanganan yang efektif

Untuk membantu keluarga membuat keputusan penting mengenai penanganan ADHD, National Institute for Mental Health (NIMH) melakukan penelitian yang paling mendalam yang pernah dilakukan untuk menilai penanganan ADHD. Penelitian ini dinamakan The Multimodal Treatment Study of Children with ADHD (MTA). Data dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian obat stimulan (methylphenidate - obat stimulan yang umum digunakan untuk ADHD) efektif dalam mengatasi gejala ADHD, baik secara tersendiri atau dalam kombinasi dengan terapi perilaku. Juga ditemukan bahwa penanganan yang meliputi obat lebih efektif terhadap gejala-gejala ADHD (seperti hiperaktifitas) dibanding terapi perilaku saja6.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa untuk kebanyakan anak dengan ADHD, obat-obatan secara dramatis mengurangi hiperaktifitas, memperbaiki perhatian, dan meningkatkan kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Meskipun obat secara tersendiri terbukti mengobati ADHD, penelitian MTA memperlihatkan bahwa menggabungkan terapi perilaku dengan obat berguna dalam membantu keluarga, pengajar, dan anak dalam mengubah perilaku yang menimbulkan masalah di rumah dan di sekolah.

Terapi Psikososial / Terapi Perilaku
Terapi psikososial / terapi perilaku sendiri, seperti pelatihan kemampuan sosial atau terapi individual, tidak terbukti sama efektifnya dengan obat dalam mengobati gejala-gejala utama ADHD. Tetapi terapi perilaku sendiri dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosa ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini.

Apakah anak anda sedang makan obat atau tidak, terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak anda.
Banyak orangtua mendapatkan bahwa cara terbaik untuk menggunakan tehnik ini adalah dengan bekerja sama dengan seorang terapis yang berpengalaman dalam masalah perilaku. Banyak dokter menganjurkan kepada orangtua dan penanggungjawab untuk mengikuti kelas / seminar bagi orangtua, terutama yang terfokus pada penanganan anak dengan ADH


sumber : http://adhd.or.id/treatment.html

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Istilah ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) juga dikenal dengan singkatan ADD (attention deficit disorder) atau hyperkinetic disorder. Diperkirakan jenis gangguan ini sudah ada sejak lama, bahkan ciri gangguan ini mirip sekali seperti yang pernah digambarkan oleh Hippocrates (460-370 SM).

Istilah Attention Deficit Disorder (ADD) pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1980an dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) III edisi ketiga yang menjadi panduan psikiatris. Pada tahun 1994 istilah tersebut diganti menjadi ADHD dengan pembagian tiga tipe gangguan; tipe hiperaktif-impulsif, tipe gangguan atensi, dan kombinasi antara keduanya.

Gangguan ADHD mengidap sebagian besar pada anak-anak terutama pada anak laki-laki (dengan perbandingan 3 kali lebih banyak diabndingkan anak perempuan), namun demikian gangguan ADHD terdapat juga pada usia remaja dan orang dewasa. Biasanya pada anak-anak yang mengidap ADHD tidak akan hilang sampai ia menjelang dewasa, sekitar 60% anak-anak ADHD akan membawa simtom ADHD sampai ia dewasa. Diagnosa ADHD pada orang dewasa dilakukan dengan hati-hati, hal ini disebabkan adanya gejala-gejala serupa dengan depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan atau kesulitan dalam belajar (learning disability).

Gangguan ADHD merupakan permasalahan yang kompleks bagi mereka yang terlibat di dalamnya, individu yang terlibat secara langsung dengan ADHD akan menemui pelbagai kesulitan dengan gejala yang ditunjukkan oleh ADHD. Bila tanpa dijaga dan dibimbing dengan baik, beresiko kecelakaan, terlibat dalam penyalahgunaan obat, gagal di sekolah, munculnya perilaku anti sosial dan tindakan kejahatan. Sementara bila orang-orang sekitarnya mendukung dengan metode yang tepat dapat mengurangi resiko seperti tersebut diatas atau bahkan dapat menumbuhkan kreativitas.

ADHD berhubungan erat dengan kecemasan, gangguan berbicara atau mendengar, kesulitan belajar, gangguan obsessive-compulsive (OCD), dan permasalahan perilaku seperti conduct disorder atau oppositional defiant disorder (ODD).


Sumber : http://www.pikirdong.org/psikologi/psi59adhd.php

Penanganan Anak Hiperaktif

Anak yang selalu bergerak dan sulit berkonsentrasi sering dicap sebagai anak nakal. Padahal, dalam dunia psikiatri, mereka dikenal sebagai attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Menurut National Institute of Mental Health di Amerika, perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan dengan ADHD adalah 3:1.

Namun, beberapa ahli jiwa menganggap terdapat ADHD yang sama banyak antara anak perempuan dengan dan anak laki-laki. Hanya, anak perempuan tidak terdiagnosis sesering anak laki-laki karena anak perempuan kurang mengganggu dan gejalanya masih terkendali sampai usia lebih tua.

ADHD dapat menyebabkan gangguan kemampuan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Ini karena anak ADHD tak mampu mengendalikan dan mengatur tingkah lakunya. Lebih parah lagi, penyalahgunaan alkohol dan obat, depresi dan gangguan mental lainnya, kenakalan remaja, serta problem dalam pekerjaan.

Kondisi hubungan relasi sosial yang buruk ini menimbulkan peningkatan kondisi stres pada orangtua. Bahkan, hal itu bisa mengakibatkan persepsi orangtua terhadap dirinya sendiri menjadi buruk dan merasa tak mampu berperan sebagai orangtua yang baik.

Penanganan ADHD harus melalui terapi komprehensif yang meliputi:

1. Terapi Farmakologi
Rencana pengobatan harus dibuat secara individual, tergantung gejala dan efeknya terhadap kehidupan sehari-hari. Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa kombinasi obat dan terapi lain memberi hasil paling baik.

Pengobatan diberikan bila gejala impulsivitas, agresivitas, dan hiperaktivitas cukup berat sehingga menyebabkan gangguan di sekolah, di rumah, atau hubungan dengan teman. Pengobatan bertujuan menghilangkan gejala dan sangat memudahkan terapi psikologis. Lamanya pengobatan tergantung ada atau tidaknya gejala yang ingin dihilangkan.

2. Terapi Perilaku
Terapi psikososial/perilaku, seperti pelatihan kemampuan sosial, dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosis ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini. Namun, untuk jangka panjangnya, terapi perilaku saja tidak cukup dalam menangani ADHD

3. Terapi Kombinasi
Inilah terapi yang diyakini terbaik karena dibarengi dengan makan obat, sedangkan terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak.

Cara terbaik adalah bekerja sama dengan seorang terapis berpengalaman dalam masalah perilaku, lalu rajin berkonsultasi dengan dokter yang fokus menangani anak ADHD untuk memonitor perkembangan anak.

Terapi perilaku bermanfaat membentuk self control pada anak sehingga bila sudah terbentuk, dosis obatnya akan dikurangi secara bertahap sampai akhirnya anak tidak memerlukan lagi.



Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/27/09410387/Penanganan.Anak.Hiperaktif

Nutrisi Yang Baik Untuk Anak ADHD

  1. Rendah karbohidrat dan tinggi protein
  2. Menghindari bahan-bahan yang membuat alergi pada anak ADHD karena anak ADHD sangat sensitif sehingga mudah terjadi alergi
  3. Rendah gula
    Hindari makanan-makanan yang banyak mengandung gula seperti donat, permen, soft drinks, es krim, dan cokelat.
  4. Makan banyak sayuran dan buah
    Minum banyak air
  5. Setiap hari minimal harus 7-8 gelas per harinya
    menkonsumsi vitamin atau suplemen dantidakmengkonsumsi minuman yang mengandung kafein.

Pengaturan nutrisi ini bermanfaat sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengendalikan gejala-gejala pada anak ADHD. Selain tidak berbahaya, pengaturan nutrisi ini aman digunakan dalam jangka panjang

TERAPI BACK IN CONTROL (BIC)

Program terapi “Back in Control” dikembangkan oleh Gregory Bodenhamer. Program terapi ini unik karena dikatakan lebih baik daripada intervensi reward/punishment bagi anak-anak dengan ADHD. Program ini berbasis kepada sistem yang berdasar pada aturan, jadi tidak tergantung pada keinginan anak untuk patuh. Jadi, program ini lebih kepada sistem training bagi orang tua yang kemudian diharapkan dapat menciptakan sistem tata aturan yang berlaku dirumah sehingga dapat merubah perilaku anak.

Demi efektivitas program, maka nantinya orang tua akan bekerja sama dengan pihak sekolah untuk melakukan proses yang sama bagi anaknya, ketika dia di sekolah. Orang tua harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dan konsisten atas program yang dijalankan. Begitu juga ketika program ini dilaksanakan bersama-sama dengan pihak sekolah maka orang tua sangat memerlukan keterlibatan guru dan petugas di sekolah untuk melakukan proses monitoring dan evaluasi.

Dalam program ini, tugas orang tua adalah:

  1. Orang tua mendefinisikan aturan secara jelas dan tepat.
  2. Jalankan aturan tersebut dengan ketat.
  3. Jangan memberi imbalan atau hukuman pada sebuah aturan. Jalankan saja.
  4. Jangan pernah berdebat dengan anak tentang sebuah aturan. Gunakan kata-kata kunci yang tidak akan diperdebatkan, misalnya “kamu harus….meskipun…..”

Beberapa masalah yang muncul dalam pelaksanaan program ini antara lain :

  • Kebanyakan orang tua kurang bersedia memberikan reward, sedikit yang benar-benar tidak memberikan hukuman.
  • Kebanyakan orang tua kesulitan menahan untuk berteriak ketika marah kepada anak mereka. Sebenarnya, hal ini justru membuat anak merasa menang dan mengalihkan anak dari aturan yang sebenarnya
  • Sumber : http://www.untukku.com/artikel-untukku/penerapan-terapi-%E2%80%9Cback-in-control-bic%E2%80%9D-pada-anak-adhd-attention-deficits-hiperactivity-disorder-untukku.html

TRITMEN BAGI ANAK ADHD

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun telah tersedia beberapa pilihan tritmen yang telah terbukti efektif untuk menangani anak-anak dengan gejala ADHD. Strategi penanganan tersebut melibatkan aspek farmasi, perilaku, dan metode multimodal.

Metode perubahan perilaku bertujuan untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial anak untuk mendukung perubahan perilaku (AAP, 2001). Pihak yang dilibatkan biasanya adalah orang tua, guru, psikolog, terapis kesehatan mental, dan dokter. Tipe pendekatan perilakuan meliputi training perilaku untuk guru dan orang tua, program yang sistematik untuk anak (penguatan positif dan token economy), terapi perilaku klinis (training pemecahan masalah dan ketrampilan sosial), dan tritmen kognitif-perilakuan/CBT (monitoring diri, self-reinforcement, instruksi verbal untuk diri sendiri, dan lain-lain)(AAP,2001).
Metode farmasi meliputi penggunaan psikostimulan, antidepresan, obat untuk cemas, antipsikotik, dan stabilisator suasana hati (NIMH, 2000). Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat-obatan ini harus dibawah pengawasan ketat dokter dan ahli farmasi yang terus-menerus melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan dan dampaknya terhadap subjek tertentu.
Beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa cara terbaik untuk menangani anak ADHD adalah dengan mengkombinasikan beberapa pendekatan dan metode penanganan. Penelitian yang dilakukan NIMH terhadap 579 anak ADHD menunjukkan bahwa kombinasi terapi obat dan perilaku lebih efektif dibandingkan jika digunakan sendiri-sendiri. Tritmen multimodal khususnya efektif untuk meningkatkan ketrampilan sosial pada anak-anak ADHD yang diikuti gejala kecemasan atau depresi. Ternyata dosis obat yang digunakan lebih rendah jika diikuti dengan terapi perilaku daripada jika diberikan tanpa terapi perilaku.

Sumber : http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-adhd-3/

Tips Orang tua untuk anak ADHD

Jika anak anda hiperaktif, kurang perhatian atau impulsif, mungkin diperlukan banyak energi untuk mendapatkan dia untuk mendengarkan, menyelesaikan tugas, dan duduk diam. Pemantauan terus-menerus bisa akan membuat frustasi dan melelahkan. Kadang-kadang anda akan merasa anak sedang melakukan pertunjukan. Namun, ada langkah yang dapat anda ambil untuk mendapatkan kembali mengendalikan situasi, sementara secara bersamaan membantu anak anda memanfaatkan secara maksimal kemampuannya.

Sementara gangguan kurangnya perhatian tidak disebabkan oleh pengasuhan yang buruk, ada orang tua yang efektif strategi yang dapat pergi jauh untuk memperbaiki masalah perilaku. Anak-anak ADHD memerlukan struktur, konsistensi, komunikasi yang jelas, penghargaan dan kosekuansi bagi perilaku mereka. Mereka juga membutuhkan banyak cinta, dukungan dan dorongan. Ada banyak hal yang orang tua lakukan untuk mengurangi tanda dan gejala ADD/ADHD tanpa mengorbankan emosi alam, main-main, dan rasa ingin tahu yang unik dalam setiap anak.

Efek positif ADD/ADHD pada anak :

Selain tantangan, ada juga sifat-sifat positif yang terkait dengan orang-orang yang kekurangan perhatian :

  • Kreativitas : Anak-anak yang menderita ADD / ADHD dapat mengagumkan kreatif dan imajinatif. Anak yang mempunyai sepuluh lamunan dan berfikir yang berbeda sekaligus menjadi master pemecah masalah, sering muncul ide. Anak-anak ADHD sering mudah terganggu, tapi kadang-kadang mereka melihat apa orang lain tidak bisa melihat.
  • Fleksibilitas : anak-anak ADHD selalu mempertimbangkan banyak pilihan sekaligus dan lebih terbuka terhadap ide-ide yang berbeda.
  • Antusiasme dan Spontanitas : anak-anak ADHD jarang membosankan. Mereka tertarik pada banyak hal yang berbeda dan memiliki kepribadian yang hidup. Singkatnya jika mereka tidak menjengkelkan berarti mereka menyenangkan.

TANDA-TANDA GEJALA ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Banyak orang berfikir anak dengan deficit atantion disorder adalah anak selalu ada di luar kendali dan selalu bergerak dan memngganggu orang di sekitarnya. Beberapa anak dengan ADHD adalah hiperactif, tapi ada juga yang duduk diam menjauh dari teman-temannya. Dan sering kali fokus pada satu pekerjaan namun ketika mengalami kesulitan akan beralih ke hal yang lain.

Tiga karakteristik utamaADHD adalah kekurangan perhatian, hiperaktif dan impulsif.

Anak dengan ADHD mungkin akan :

  • Kurang perhatian, tetapi tidak hiperaktif dan impulsif
  • Hiperaktif dan impulsif, tetapi mau membayar perhatian
  • Kurang perhatian, hiperaktif, dan ikmpulsif

Gejala kekurangan perhatian pada anak-anak :

  • Ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.
    Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain
  • Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain
  • Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas
  • Kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas
  • Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang memerlukan proses mental yang lama, misalnya: tugas sekolah
  • Sering kehilangan barang miliknya, misal: mainan, pensil, buku, dll
  • Mudah terganggu stimulus dari luar
  • Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari

Gejala hiperaktivitas pada anak :

  1. Terus-menerus gelisah
  2. Seringkali tidak bisa duduk diam ketika situasi dimana diharuskan untuk duduk diam
  3. Selau bergerak dan berlari kearah yang dia sukai
  4. Berbicara secara berlebihan dan mengalami kesulitan bermain dengan tenang
  5. Selalu ada dimana saja, seolah-olah di gerakan oleh motor.

Impulsif pada anak ADHD dapat menyebabkan masalah dengan pengendalian diri. Anak-anak dengan tanda dan gejala impulsif juga cenderung bereaksi berlebihan moody dan emosional.

Gejala Impulsif pada anak :

  1. Seorang anak yang menjawab pertanyaan tanpa menunggu di perintah dan tidak mendengarkan pertanyaan hingga selesai dibacakan
  2. Kesulitan menunggu giliran
  3. Seringkali menyela orang lain
  4. Ketidakmampuan untuk menjaga emosi, sehingga mengakibatkan ledakan marah-marah.